Eksplorasi Konsep - Modul 1.2

1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2

1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2

Durasi : 2 JP
Moda : Pembelajaran Mandiri 

Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP mengetahui hubungan antara emosi, cara kerja otak, kebutuhan dasar manusia, daya untuk memilih, motivasi intrinsik, dan struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang
  2. CGP menjelaskan makna Profil Pelajar Pancasila dalam transformasi pendidikan.
  3. CGP menjelaskan makna nilai-nilai yang perlu dikembangkan guru penggerak.
  4. CGP menjelaskan makna peran guru penggerak dalam transformasi pendidikan.
  5. CGP mengetahui bahwa keteladanan dan sistem pembiasaan yang konsisten di suatu lingkungan mempengaruhi penumbuhan nilai-nilai dalam diri seseorang.
  6. CGP mengelaborasi makna pemimpin pembelajaran di sekolahnya masing-masing.

"Perubahan yang kita lakukan di pendidikan harus menuju pada suatu titik yang memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan kita."

(Iwan Syahril Dirjen GTK Kemdikbudristek, Refleksi atas Asas Konvergensi Ki Hadjar Dewantara)

NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL

Dalam sesi ini, Bapak/Ibu akan melakukan aktivitas yang berbentuk paparan materi. Bapak/Ibu akan berinteraksi dengan materi secara mandiri dengan menyimak dan memaknai materi yang dipaparkan serta merefleksikannya. Sebagaimana dinyatakan dalam kalimat pembuka di atas, pendidikan harus mampu menumbuhkan manusia yang kuat nilai kemanusiaannya, yang memegang teguh nilai-nilai kebajikan. Dalam konteks yang beranekaragam, kita memerlukan pegangan yang mempersatukan. Nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal lah kemudian yang dapat dijadikan “landasan bersama” (common-ground), bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan. Dengan demikian diharapkan, Bapak/Ibu dapat menilik kembali nilai-nilai yang sudah ada dalam diri pribadi lalu menguatkan yang selaras dengan nilai-nilai dan konsep yang dipromosikan dalam Program Guru Penggerak ini. Bapak/Ibu juga diharapkan untuk menjawab dengan seksama dan mendalam pertanyaan-pertanyaan refleksi yang telah disediakan agar pemahaman Bapak/Ibu akan konsep yang dipaparkan pun menjadi semakin kuat, semakin paham pula bagaimana manusia tergerak dan bergerak, sehingga semakin menghayati bagaimana menggerakkan manusia.

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
Dalam konteks yang beranekaragam, kita memerlukan pegangan yang mempersatukan. Nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal kemudian dijadikan “landasan bersama” , bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan. Dengan demikian diharapkan, dapat menilik kembali nilai-nilai yang sudah ada dalam diri pribadi lalu menguatkan yang selaras dengan nilai-nilai dan konsep yang dipromosikan dalam Program Guru Penggerak.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 5:33 PM
SISNANDRIYATI noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
Dalam konteks yang beranekaragam, kita memerlukan pegangan yang mempersatukan serta nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal kemudian yang dapat dijadikan “landasan bersama” (common-ground), bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:09 AM
BASTI LESTARI respond:
Sudah sesuai dengan nilai kemanusiaan kebijakan universal,lanjutkan bu tetap semangat
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:06 AM
KUNTORO noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
Sepakat bahwa pendidikan harus menuju pada suatu titik yang memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan kita.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:33 AM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
Pendidikan harus mampu menumbuhkan manusia yang kuat nilai kemanusiaannya, yang memegang teguh nilai-nilai kebajikan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 7:47 PM
BASTI LESTARI noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
Nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal lah kemudian yang dapat dijadikan “landasan bersama” (common-ground), bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-golongan. Semangat untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:15 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
Pendidikan harus mampu menumbuhkan manusia yang kuat nilai kemanusiaannya, yang memegang teguh nilai-nilai kebajikan. Dalam konteks keberanekaragam, kita memerlukan pegangan yang mempersatukan nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal yang dapat dijadikan “landasan bersama” (common-ground), bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-golongan. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik kita dituntut untuk semakin kuat dalam pemahaman sebagai Manusia tergerak yaitu memahami manusia, Manusia bergerak yaitu memahami teori pilihan, motivasi intrinsik menuju profil Pelajar Pancasila dan linai Guru penggerak, serta manusia yang menuntun kodratnya untuk menggerakkan.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:43 AM
ROZA JUNIANTO noted on NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL
NILAI KEMANUSIAAN: KEBAJIKAN UNIVERSAL Nilai-nilai kebajikan yang sifatnya universal lah kemudian yang dapat dijadikan “landasan bersama” (common-ground), bagi beragam kepentingan, suku-bangsa, ras, agama, dan antar-golongan. untuk mengapresiasi dan berpihak pada nilai-nilai yang diperlukan dan menguntungkan anak adalah landasan dalam membawakan peran perubahan di pendidikan.

A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK

Menurut Bapak/Ibu, apa saja hal yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dan mempengaruhi bagaimana manusia dalam berperilaku?

Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!
 

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Hal yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dan mempengaruhi bagaimana manusia dalam berperilaku diantaranya dipengaruhi faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman. Faktor genetik merupakan warisan genetik dari kedua orang tua yang mempengaruhi sifat atau perilaku manusia. Faktor lingkungan tempat tumbuh seperti keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi secara signifikan perilaku seseorang, misalnya jika seseorang tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan dan konflik maka orang tersebut cenderung bersifat agresif. Faktor pengalaman dalam hidup seseorang juga berperan penting pada perilakunya. Pengalaman yang seseorang alami dapat memberikan pelajaran berharga yang mengubah cara seseorang dalam berperilaku.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 5:51 PM
KUNTORO noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Inisiatif perilaku manusia tidak hanya dibentuk oleh naluri sejak lahir tetapi juga tercermin dalam keunikan masing-masing individu. Faktor alam seperti lingkungan keluarga, interaksi sosial di masyarakat, dan pengalaman pendidikan di sekolah juga turut membentuk perilaku dan kepribadian seseorang.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:36 AM
WAKHDIYONO noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Dipengaruhi oleh system cara kerja otak baik system berfikir cepat dan system berfikir lambat, kemudiai yang mempengaruhi manusia itu tergerak adalah adanya 5 kebutuhan dasar manusia, yaitu : bertahan hidup, kasih sayang, kekuasaan, kesenangan hingga butuhnya kebebasan. Selanjutnya manusia tergerak juga dipengaruhi tahap tumbuh kembangnya seperti wiraga-wiramnya Ki Hajar Dewantara maupun psikososialnya Erikson. Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Manusia Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan", Klik untuk baca:
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 4:53 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dan mempengaruhi bagaimana manusia berperilaku adalah sikap / karakter, namun hal ini dapat berubah pada seseorang. Adapun faktor yang menyebabkan sikap / karakter seseorang berubah antara lain: kebiasaan yang dilakukan oleh manusia tersebut, lingkungan tempat tinggal, pendidikan yang ditempuh, keyakinan yang dijadikan sebagai tolak ukur kebenaran dan kesalahan, tujuan hidup yang telah ditetapkan dalam hati.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:13 PM
SISNANDRIYATI noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
hal yang bekerja secara alami pada manusia yang mempengaruhi pembentukan prilaku manusia diantaranya yaitu faktor lingkungan dimana manusia itu hidup, faktor pendidikan, falsafah hidup yang telah terbentuk dari proses perjalanan hidup
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:19 PM
BASTI LESTARI noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Bagaimana manusia tergerak manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power) adalah kebutuhan yang tidak cuma dimiliki oleh manusia,tetapi juga oleh makhluk lain.Setiap insan manusia memiliki cara pandangnya sendiri terhadap dunia sesuai dengan usia dan tahap tumbuh-kembangnya
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:43 PM
DWI ERMA KUSTIANI noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK Tergerak berarti ada yang menggerakkan manusia tersusun dari ribuan bahkan jutaan sel dalam tubuh semuanya saling bersinambungan dan saling bekerjasama untuk bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Ketika kita tergerak setelah ada perintah maka otak kita yang pertama mencerna perintah tersebut, kemudian perintah tersebut disalurkan ke anggota badan kita melalui gerakkan. Sehingga otak, perasaan, hati, gerakkan akan menjadi satu dan tergerak jika ada sesuatu hal perintah atau keinginan yang akan dicapai.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 9:44 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Beberapa hal yang bekerja secara alami pada diri manusia dan memengaruhi perilaku adalah Genetika dan Pewarisan, Hormon dan Biokimia Otak, Struktur Otak dan Fungsi Kognitif, Insting dan survival, serta Pengalaman dan Pembelajaran. Genetika dan pewarian memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian dan kecenderungan perilaku. Sedangkan Hormon seperti dopamin, serotonin, dan oksitosin memengaruhi suasana hati dan perilaku.Ketidakseimbangan hormon dapat mempengaruhi respons terhadap stres, emosi, dan interaksi sosial Manusia memiliki insting untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Perilaku seperti mencari makanan, berlindung, dan berinteraksi dengan orang lain adalah bagian dari naluri dasar kita. Pengalaman hidup dan pembelajaran memengaruhi perilaku kita. Interaksi dengan lingkungan, pendidikan, dan pengalaman pribadi membentuk nilai-nilai dan norma yang kita anut.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:29 AM
LILIS SETIOWATI noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Hal yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dan mempengaruhi bagaimana manusia dalam berperilaku menurut saya diantaranya beberapa faktor yaitu faktor genetik yang sudah dimiliki, kemudian karakter yang sudah terbentuk sejak kecil di lingkungan rumah/keluarga, yang kemudian pergaulan di lingkungan masyarakat atau kehidupan sosial budayanya, tentunya diiringi dengan keyakinan yang dipegang kuat sebagai pedoman ia berperilaku.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:46 AM
ROZA JUNIANTO noted on A. BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Faktor lingkunganlah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku seseorang, disini lingkungan dimana seseorang itu berada,.baik mereka berada di lingkungan baik yang mempengaruhi karakter dan sifat mereka,maka mereka ikut baik,sedangkan sebaliknya ketika mereka berada di lingkungan yang kurang baik maka akan mempengaruhi karakter baiknya, menjadi kurang baik pula.jadi lingkunganlah yang menjadi tolak ukur baik buruknya manusia.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:05 AM

A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat

Pada bagian ini, Bapak/Ibu akan belajar bagaimana otak mempengaruhi bagaimana manusia tergerak melalui sebuah video pendek berjudul “Eskalator dan Kerja Otak”. Video ini berupaya menjelaskan bagaimana otak bekerja dalam dua sistem berpikir yang berbeda, yaitu berpikir cepat dan berpikir lambat melalui perumpamaan eskalator yang berjalan turun. Video ini juga membahas bagaimana otak “3-in-1 (Triune)” manusia bekerja.



 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
Sistem berfikir pada manusia ada dua yaitu berpikir cepat dan lambat keduanya mempengaruhi manusia dalam bersikap dan mengambil keputusan. Sistem berpikir cepat mengelola kegiatan yang menghemat energi, mengelola otomasi bagin-bagian tubuh di bawah sadar sehingga meminimalkan energi, ibarat orang yang turun lewat eskalator yang bergerak menurun tanpa bergerak sudah ikut turun sedangkan sistem berfikir lambat mengelola kegiatan berfikir yang kompleks yang membtuhkan banyak energi ibarat orang yang naik menggunakan eskalator yang bergerak turun.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 6:36 PM
KUNTORO noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
Ternyata Emosi memainkan peran penting dalam pengambilan suatu keputusan
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:41 AM
SISNANDRIYATI noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
Cara kerja otak manusia ada 2 macam yaitu ; 1. berfikir cepat yang dikelola oleh kerja otak mamalia (sistem limbik) dan otak reptil (batang otak) 2. Sistem berfikir lambat yang dikelola oleh otak primata dan otak luhur manusia. Kedua sistem ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga mempengaruhi bagaimana bersikap dan mengambil keputusan. Sistem berfikir cepat akan lebih hemat dan tidak terkuras yang diumpamakan 2 orang yang sedang turun menggunakan eskalator yang sedang turun tanpa memerlukan energi. Sementara sistem berfikir lambat membutuhkan banyak menguras energi karena bertentangan dengan cara kerja otak yang lain diibaratkan dengan berjalan naik dieskalator turun
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:01 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
Otak merupakan bagian organ yang sangat vital dan penting. Termasuk manusia yang diciptakan paling mulia diantara segala makhluk hidup. Cara berpikir manusia ada yang cepat dan lambat oleh karena itu sangat mempengaruhi perilaku dan watak manusia itu sendiri dalam mengambil keputusan dan bertindak.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:22 PM
BASTI LESTARI noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
Sistem berfikir pada manusia ada dua yaitu berfikir cepat dan berfikir lambat,didalam otak manusia masih tertinggal yang serupa dengan otak mamalia,otak repatil,otak primata yang terhubung dengan otak manusia.Menurut Daniel Kahneman 2011 menyatakan bahwa sistem 1 sistem berfikir cepat yang dikelola oleh otak mamalia dan otak reptil sistem 2 sistem berfikir lambat dikelola oleh otak primata dan otak luhur manusia.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:04 PM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
Bagaimana otak “3-in-1 (Triune)” manusia bekerja. Pada dasarnya manusia memiliki dua sistem berfikir pada manusia, yaitu berfikir cepat dan berfikir lambat. Otak manusia masih memiliki otak reptil dan otak mamalia untuk bekerja dengan berfikir cepat. Sedangkan pada manusia masih memiliki otak luhur dan otak mamalia untuk berfikir lambat. Pada sistem berfikir lambat maka manusia membutuhkan energi yang lebih banyak dan kecepatan yang cukup. Padahal sistem kerja otak ini digunakan untuk melakukan kegiatan yang lebih kompleks. sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak. Hal ini mengakibatkan perbedaan sistem kerja otak yang lain yang bekerja untuk menghemat waktu
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:50 AM
ROZA JUNIANTO noted on A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat
A.1.1. Cara kerja otak: Sistem berpikir cepat dan lambat Sistem berfikir manusia terbagi menjadi 2 yaitu berfikir cepat dan lambat. Kedua system tersebut mempengaruhi manusia dalam bertindak dan mengambil keputusan. Sistem berfikir cepat dikelolah oleh otak reptile atau otak mamalia. Otak ini bekerja untuk meminimalkan energy. Sedangkan system berfikir lambat yang dikelolah oleh otak primata / otak luhur manusia,
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:12 AM

A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan

Guru adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Oleh karena itu, guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian mempengaruhi dirinya untuk bergerak. Emosi adalah bagian utama dari lingkungan yang sifatnya psikis dan intrinsik yang dapat dipengaruhi dan harus dipertimbangkan pengembangannya oleh guru. Dalam rangkaian modul Pendidikan Guru Penggerak aspek emosi akan dibahas tersendiri dengan lebih detail dalam modul Pembelajaran Sosial Emosional.

DOWNLOAD 

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
Di balik kecanggihan otak manusia, ternyata ada bagian-bagian yang masih menyerupai otak Reptil, otak Mamalia (dan Primata). Batang otak mengelola semua otomatisasi dan reflek di tubuh demi kelangsungan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi yang digunakan otak. Bagian otak ini selalu menganggap semua adalah ancaman hingga terbukti aman. Bagian otak ini menyerupai otak Reptil. Sistem limbik (amigdala) yang menyerupai otak Mamalia ini, bertanggung jawab soal emosi. Bagian otak ini adalah pusat emosi (takut, sedih, marah, senang, jijik, terkejut, dan lain-lain), bertanggungjawab atas dinamika hormon dan sistem kekebalan tubuh. Otak berpikir terdiri dari otak Primata (bagian gerak kompleks, rekayasa penggunaan alat) yang berada dalam satu kesatuan dengan otak manusia, otak luhur, atau neocortex. Otak ini mengelola kemampuan berpikir (logis, rasional, terstruktur), kemampuan berbahasa, perencanaan dan pemecahan masalah, berimajinasi (mengenai masa depan, visi).
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 6:47 PM
KUNTORO noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
"Guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian mempengaruhi dirinya untuk bergerak"
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:43 AM
WAKHDIYONO noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
Emosi adalah bagian utama dari lingkungan yang sifatnya psikis dan intrinsik yang dapat dipengaruhi dan harus dipertimbangkan pengembangannya oleh guru.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:00 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
Teori otak 3-in-1 (Triune) menggambarkan otak manusia yang terdiri dari 3 lapisan. Ketiga lapisan otak manusia tersebut memiliki fungsi yang berbeda namun merupakan satu kesatuan yang saling mendukung cara kerja otak manusia. Sehingga dalam dunia pendidikan harus ditanamkan kepada siswa pentingnya kolaborasi karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang mampu berpikir cepat ada yang lambat, ada yang mudah emosi / tenang, karena masing-masing manusia memiliki keunikan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:37 PM
SISNANDRIYATI respond:
Setuju, karena bentuk kerjasama yang baik dengan teman satu sama lainnya akan saling membantu dan melengkapi tugas-tugas agar memperoleh tujuan yang telah ditentukan
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:10 AM
BASTI LESTARI noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
di balik kecanggihan otak manusia, ternyata ada bagian-bagian yang masih menyerupai otak Reptil, otak Mamalia (dan Primata).Pergelangan tangan diumpamakan sebagai batang otak, jempol yang disembunyikan dalam 4 jemari lainnya diumpamakan sebagai sistem limbik (amigdala), dan 4 jemari lain sebagai otak berpikir atau otak luhur (neocortex).
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:10 PM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
Otak manusia masih menyerupai otak reptil (sebagai pengelola otomatisasi dan reflek tubuh), otak mamalia (sebagai pengendali emosi) dan otak berfikir yang terdiri dari otak luhur dan otak primata (sebagai bagian gerak kompleks, rekayasa penggunaan alat, mengelola kemampuan berfikir, berbahasa, perencanaan dan pemecahan masalah, serta berimajinasi). Namun otak manusia mempunyai kemampuan untuk belajar, sehingga stidak statis tapi elastis. sehingga sebagai seorang manusia kita harus selalu belajar (menggunakan otak luhur (manusia) agar otak reptil dan mamalia yang berfikir cepat tidak mengambil alih kendali atas diri kita.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:57 AM
ROZA JUNIANTO noted on A.1.2. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
Perumpamaan otak menggunakan tangan, karna pada umumnya otak berukuran lebih-kurang sebesar dua kepal dari tangan.Manusia mempunyai tiga bagian otak yang terpisah meskipun saling berhubungan. Otak reptil tugas utamanya mempertahankan diri atau mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman. Otak mamalia berperan dalam hubungan sosial dan emosional seperti peran dalam mengatur kebutuhan akan keluarga,strata sosial, dan rasa memiliki.
Wednesday, 3 April 2024, 11:22 AM











































































A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis

Disukai atau tidak, manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power) adalah kebutuhan yang tidak cuma dimiliki oleh manusia, makhluk lain seperti Burung, Mamalia, dan Primata juga memiliki kebutuhan yang sama. Kita pasti pernah melihat anak-anak singa atau singa remaja bermain layaknya berkelahi sungguhan, atau anak-anak monyet yang usil saling mengganggu dan berakhir dengan kejar-kejaran dari pohon ke pohon. Itu adalah satu contoh kebutuhan bersenang-senang (fun). Kelima kebutuhan di atas bermuara pada kebutuhan tiap jenis makhluk untuk melanjutkan generasi, termasuk juga manusia.

Mungkin kita pernah menjumpai seseorang dengan perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku. Besar kemungkinan, hal itu mereka lakukan karena mereka tak mampu memenuhi atau mereka tidak mendapatkan kebutuhan dasar mereka. Setiap perilaku kita adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, sebuah usaha untuk memenuhi satu atau lebih kebutuhan dasar kita. Berikut ini, kita ulas satu demi satu kebutuhan tersebut dalam kaitannya dengan konteks pendidikan dan sekolah.

DOWNLOAD

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
Lima kebutuhan dasar manusia : 1. Kebutuhan Bertahan Hidup (survival) merupakan kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya makanan, pakaian, istirahat, tempat berlindung, keamanan, dan kesehatan. 2. Kasih sayang dan Rasa Diterima (Kebutuhan untuk Diterima) merupakan kebutuhan psikologis seperti: rasa diterima, dipedulikan, berbagi, bekerja sama, menjadi bagian dari suatu kelompok, dikasihi-mengasihi, disayangi-menyayangi. 3. Kekuasaan dan Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan) yaitu berhubungan dengan kekuatan seseorang untuk untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, menjadi terampil, memimpin, berprestasi, diakui, dan didengar. 4. Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan) yaitu kebutuhan untuk mandiri, otonom, memiliki pilihan, mengembangkan daya lenturnya, dan mampu mengendalikan arahnya sendiri. 5. Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang) yaitu kebutuhan untuk mencari kesenangan, humor, bermain, bersenang-senang, bergembira, antusiasme, dan tertawa.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 7:06 PM
KUNTORO noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
Manusia memiliki lima kebutuhan dasar: kelangsungan hidup, penerimaan, kebebasan, kesenangan dan kekuasaan. Dalam konteks pendidikan, penting untuk memahami dan mendukung terpenuhinya kebutuhan dasar siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:48 AM
WAKHDIYONO noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
Manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power) adalah kebutuhan yang tidak cuma dimiliki oleh manusia.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:04 PM
SISNANDRIYATI noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power) adalah kebutuhan yang tidak cuma dimiliki oleh manusia, makhluk lain seperti Burung, Mamalia, dan Primata juga memiliki kebutuhan yang sama. Kelima kebutuhan di atas bermuara pada kebutuhan tiap jenis makhluk untuk melanjutkan generasi, termasuk juga manusia. Mungkin kita pernah menjumpai seseorang dengan perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku. Besar kemungkinan, hal itu mereka lakukan karena mereka tak mampu memenuhi atau mereka tidak mendapatkan kebutuhan dasar mereka.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:51 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
Manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima (love and belonging), kebebasan (freedom) kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power) adalah kebutuhan yang tidak cuma dimiliki oleh manusia, makhluk lain seperti burung, mamalia, dan primata juga memiliki kebutuhan yang sama. Kelima kebutuhan di atas bermuara pada kebutuhan tiap jenis makhluk untuk melanjutkan generasi, termasuk juga manusia.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 8:59 PM
BASTI LESTARI noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kebutuhan untuk diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan kekuasaan/penguasaan (power) adalah kebutuhan yang tidak cuma dimiliki oleh manusia,makhluk lain seperti Burung, Mamalia, dan Primata juga memiliki kebutuhan yang sama.Kelima kebutuhan di atas bermuara pada kebutuhan tiap jenis makhluk untuk melanjutkan generasi, termasuk juga manusia.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:19 PM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
Pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis yang memiliki sifat dasar menjaga keberlanjutan spesiesnya secara genetis. maka dari itu manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu: 1. Kebutuhan bertahan hidup, bagaimana manusia memenuhi kebutuhan yang berfitaf fisiologi seperti makan, tidurm olahraga dan memberikan perlindungan. 2. Kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima (kebutuhan untuk diterima), termasuk dalam kebutuhan psikologis yang biasanyan dapat dipenuhi melalui ketulusan dan kehangatan hubungan dengan orang lain. 3. Kekuatan dan penguasaan (kebutuhan pengakuan atas kemampuan), hal ini adalah kebutuhan akan kekuatan seseorang dalam mencapai sesuatu seperti harga diri, keinginan dianggap dan meninggalkan pengaruh. 4. Kebebasan (kebutuhan akan pilihan) yaitu kebutuhan untuk bebas, mandiri, otonom dan memiliki pilikan sendiri serta untuk mengeksplor diri dan mengembangkan diri. 5. Kesenangan (kebutuhan untuk merasa senang). dalam hal ini kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pembelajaran yang bermakna
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:06 AM
ROZA JUNIANTO noted on A.2. Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis
5 kebutuhan dasar manusia : 1. Kebutuhan Bertahan Hidup (survival) merupakan kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup misalnya makanan, pakaian, istirahat, tempat berlindung, keamanan, dan kesehatan. 2. Kasih sayang dan Rasa Diterima (Kebutuhan untuk Diterima) merupakan kebutuhan psikologis seperti: rasa diterima, dipedulikan, berbagi, bekerja sama, menjadi bagian dari suatu kelompok, dikasihi-mengasihi, disayangi-menyayangi. 3. Kekuasaan dan Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan) yaitu berhubungan dengan kekuatan seseorang untuk untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, menjadi terampil, memimpin, berprestasi, diakui, dan didengar. 4. Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan) yaitu kebutuhan untuk mandiri, otonom, memiliki pilihan, mengembangkan daya lenturnya, dan mampu mengendalikan arahnya sendiri. 5. Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang) yaitu kebutuhan untuk mencari kesenangan, humor, bermain, bersenang-senang, bergembira, antusiasme, dan tertawa.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:27 AM

 A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara

Setiap insan manusia memiliki cara pandangnya sendiri terhadap dunia sesuai dengan usia dan tahap tumbuh-kembangnya. Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Beliau paham bahwa dalam tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar.

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Tahab tumbuh kembang anak: Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara :1. Wiraga (periode usia 0-8 tahun): Dalam periode ini jasmani (raga) dan indera anak tumbuh pesat sekali. Dengan demikian, mereka harus banyak bergerak (melatih otot kasar/besar), melatih otot halus, mengeksplorasi indera mereka (pendengaran, perasa, pengecap, penciuman, peraba, termasuk imajinasi), dan mengenali simbol-simbol. 2. Wiraga-Wirama (periode usia 9-16 tahun): Pada periode usia ini, anak mulai berkembang pikirannya. Maka, selain melanjutkan pendidikan untuk mengakomodasi kebutuhan perkembangan jasmani dan indera mereka yang belum usai, pendidik juga mulai fokus dalam menuntun proses berpikir anak agar mereka semakin selaras (seirama) dengan sesamanya dan lingkungannya. 3. Wirama (periode usia 17-24 tahun): Guru pada rentang usia ini, menuntun dan menantang anak dalam hal pengelolaan diri dan pengenalan potensi dirinya. Anak dalam periode ini mulai menata bagaimana agar masa depannya senantiasa seirama dengan sesama dan semesta.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 7:22 PM
KUNTORO noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Wiraga wirama Ki Hadjar Dewantara
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:48 AM
WAKHDIYONO noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Beliau paham bahwa dalam tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:06 PM
SISNANDRIYATI noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Wiraga-Wirama (periode usia 9-16 tahun): Pada periode usia ini, anak mulai berkembang pikirannya. Maka, selain melanjutkan pendidikan untuk mengakomodasi kebutuhan perkembangan jasmani dan indera mereka yang belum usai, pendidik juga mulai fokus dalam menuntun proses berpikir anak agar mereka semakin selaras (seirama) dengan sesamanya dan lingkungannya. Guru pada periode ini menuntun anak untuk melakukan, membiasakan, menginsyafi, hingga akhirnya menyadari mengapa mereka (misalnya) melakukan kebiasaan baik yang mereka lakukan di sekolah, bukan sekedar menuruti/mengikuti suatu aturan/kebiasaan saja.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 9:00 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Setiap manusia memiliki cara pandangnya sendiri terhadap dunia sesuai dengan usia dan tahap tumbuh kembangnya. Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Beliau paham bahwa dalam tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar. Ki Hajar Dewantara membagi periode usia anak ke dalam 3 tingkatan jiwa tiap 8 tahun (windu) yaitu: 1. wiraga (periode usia 0-8 tahun). Dalam periode ini jasmani / raga dan indera anak tumbuh pesat sekali. Dengan demikian mereka harus banyak bergerak (melatih otot kasar/besar), melatih otot halus, mengeksplorasi indera mereka (pendengaran, perasa, pengecap, penciuman, peraba, termasuk imajinasi), dan mengenali simbol-simbol. 2. Wiraga - Wirama (periode usia 9-16 tahun). Pada periode usia ini anak mulai berkembang pikirannya. 3. Wirama (periode usia 17-24 tahun). Pada rentang usia ini, guru menuntun dan menantang anak dalam hal pengelolaan diri dan pengenalan potensi dirinya.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 9:19 PM
BASTI LESTARI noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Setiap insan manusia memiliki cara pandangnya sendiri terhadap dunia sesuai dengan usia dan tahap tumbuh-kembangnya. Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Beliau paham bahwa dalam tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar.Ki Hadjar Dewantara membagi periode usia anak ke dalam 3 tingkatan jiwa tiap 8 tahun (windu) 1. Wiraga (periode usia 0-8 tahun): Dalam periode ini jasmani (raga) dan indera anak tumbuh pesat sekali. 2.Wiraga-Wirama (periode usia 9-16 tahun): Pada periode usia ini, anak mulai berkembang pikirannya 3.Wirama (periode usia 17-24 tahun): Guru pada rentang usia ini, menuntun dan menantang anak dalam hal pengelolaan diri dan pengenalan potensi dirinya.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:25 PM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on A.3.1. Tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Beliau paham bahwa dalam tiap periode usia anak memiliki kekhususan yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar. 1. Wiraga masuk dalam periode usia 0-8 tahun, dalam tahap ini anak harus banyak bergerak (motorik halus dan motorik kasar)mengeksplorasi indera mereka dan mengenal simbol-simbol. dalam tahap ini guru diharapkan meberikan akses dan penyediaan pengalaman belajar agar anak makin merdeka dalam mengeksplorasi dunianya, 2. wiraga-wirama, berkisar usia 91-16 tahun. Periode ini akan mulai mempunyai perkembangan pikiran. Selain fokus pada jasmani dan indera juga menuntun fokus pada proses berfikir agar anak semakin selaras (seirama) dengan sesamanya dan lingkungannya. 3. Wirama (usia 17-24 tahun). Tantanga guru adalah dalam menuntun anak dan memberikan tantanga kepada anak dalam hal pengelolaan diri dan pengenalan potensi dirinya.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:13 AM

A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson

Erik Erikson adalah psikolog yang meyakini bahwa kepribadian seseorang itu tumbuh dalam rangkaian tahapan (8 tahapan). Tiap tahapan menggambarkan dampak dari pengalaman sosial pada mereka. Hingga kini, teori psikososial ini masih menjadi pegangan dalam teori perkembangan. Untuk keperluan program Guru Penggerak ini, akan dibahas 6 tahapan saja, pada periode usia 0-40 tahun.

DOWNLOAD

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Tahap perkembangan psikososial Erik Erickson : 1) Tahap 1 (Usia 0-1,5 tahun) Pada tahap ini, anak menumbuhkan harapan dan mengembangkan rasa percaya saat orangtua (pengasuh/lingkungan sosial) menyediakan kasih sayang, kelembutan, dan kepedulian. 2) Tahap 2 (Usia 1,5-3 tahun) Tahap ini adalah tahap usia dini dimana anak menumbuhkan tekad dan kehendak mereka hanya jika orangtua (pengasuh/lingkungan sosial) menyediakan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan kontrol diri serta kemandirian. 3) Tahap 3 (Usia 3-5 tahun) Tahapan usia ini adalah masa awal anak bersekolah. Anak mulai mengeksplorasi maksud dan tujuan-tujuan dalam kehidupan/lingkungan mereka. 4) Tahap 4 (Usia 5-12 tahun) Pada periode ini anak menumbuhkan rasa kompeten atau kebanggaan atas pencapaian dan kemampuan mereka. 5) Tahap 5 (Usia 12-18 tahun) Periode ini terjadi pada masa remaja. 6) Tahap 6 (Usia 18-40 tahun) Di periode usia ini, seseorang mulai mengeksplorasi hubungan relasi yang sifatnya pribadi.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 7:32 PM
KUNTORO noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Pada tahap awal, anak mengembangkan rasa percaya melalui kasih sayang orang tuanya. Sejak usia dini, mereka mengembangkan otonomi dan kemandirian.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:52 AM
WAKHDIYONO noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Tiap tahapan menggambarkan dampak dari pengalaman sosial pada mereka. Hingga kini, teori psikososial ini masih menjadi pegangan dalam teori perkembangan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:08 PM
SISNANDRIYATI noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
1. Tahap 1 (Usia 0-1,5 tahun) Pada tahap ini, anak menumbuhkan harapan dan mengembangkan rasa percaya saat orangtua (pengasuh/lingkungan sosial) menyediakan kasih sayang, kelembutan, dan kepedulian. 2. Tahap 2 (Usia 1,5-3 tahun) Tahap ini adalah tahap usia dini dimana anak menumbuhkan tekad dan kehendak mereka hanya jika orangtua (pengasuh/lingkungan sosial) menyediakan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan kontrol diri serta kemandirian. 3. Tahap 3 (Usia 3-5 tahun) Tahapan usia ini adalah masa awal anak bersekolah. Tahapan usia ini adalah masa awal anak bersekolah. Anak mulai mengeksplorasi maksud dan tujuan-tujuan dalam kehidupan/lingkungan mereka 4. Tahap 4 (Usia 5-12 tahun) Pada periode ini anak menumbuhkan rasa kompeten atau kebanggaan atas pencapaian dan kemampuan mereka. 5. Tahap 5 (Usia 12-18 tahun) Periode ini terjadi pada masa remaja. Karakteristik anak pada usia ini adalah labil dan galau, karena mereka memang sedang mencari dan mencoba-coba untuk menebalkan identitas diri mereka. 6. Tahap 6 (Usia 18-40 tahun) Di periode usia ini, seseorang mulai mengeksplorasi hubungan relasi yang sifatnya pribadi. Ini adalah masa dewasa muda dimana mereka mulai mencari dan mendalami perasaan cinta.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 9:17 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson adalah psikolog yang meyakini bahwa kepribadian seseorang itu tumbuh dalam rangkaian 8 tahapan. Tiap tahapan menggambarkan dampak dari pengalaman sosial pada mereka. Hingga kini, teori psikososial ini masih menjadi pegangan dalam teori perkembangan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 9:37 PM
BASTI LESTARI noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson adalah psikolog yang meyakini bahwa kepribadian seseorang itu tumbuh dalam rangkaian tahapan (8 tahapan). Tiap tahapan menggambarkan dampak dari pengalaman sosial pada mereka. Hingga kini, teori psikososial ini masih menjadi pegangan dalam teori perkembangan. Untuk keperluan program Guru Penggerak ini, akan dibahas 6 tahapan saja, pada periode usia 0-40 tahun 1.Tahap 1 (Usia 0-1,5 tahun)Pada tahap ini, anak menumbuhkan harapan dan mengembangkan rasa percaya saat orang tua (pengasuh/lingkungan sosial) menyediakan kasih sayang, kelembutan, dan kepedulian 2.. Tahap 2 (Usia 1,5-3 tahun)Tahap ini adalah tahap usia dini 3.Tahap 3 (Usia 3-5 tahun)Tahapan usia ini adalah masa awal anak bersekolah. 4.Tahap 4 (Usia 5-12 tahun) Pada periode ini anak menumbuhkan rasa kompeten atau kebanggaan atas pencapaian dan kemampuan mereka. 5.. Tahap 5 (Usia 12-18 tahun)Periode ini terjadi pada masa remaja. 6.Tahap 6 (Usia 18-40 tahun) Di periode usia ini, seseorang mulai mengeksplorasi hubungan relasi yang sifatnya
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:32 PM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Erik Erikson adalah psikolog yang meyakini bahwa kepribadian seseorang itu tumbuh dalam rangkaian tahapan (8 tahapan). Tiap tahapan menggambarkan dampak dari pengalaman sosial pada mereka. 1. tahap 1 usia 0-1,5 tahun adalah tahap harapan, bagaimana anak mengembangkan kepercayaan mereka 2. tahap 2 (usia 1,5 -3 tahun) pada tahap ini anak menumbuhkan tekat diri (otoritas diri) 3. tahap 3 (usia 3-5 tahun) anak belajar mempunyai rasa inisiatif. ini adalah tahap awal masuk sekolah. 4. tahap 4 (usia 5-12). periode ini anak menumbuhkan rasa kompeten atas kebanggaan atas pencapaian dan kemampuan diri. 5. tahap 5 (usia 12-18 tahun) masa remaja yang mencari identitas diri. 6. tahap 6 (usia 18-40 tahun) pada tahap ini seseorang mulai mengesplorasi hubungan relasi yang sifatnya pirbadi.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:19 AM
ROZA JUNIANTO noted on A.3.2. Tahap perkembangan psikososial Erik Erikson
Dalam teorinya, Erickson menyoroti konflik psikososial yang muncul di setiap tahap, yang perlu di atasi oleh individu untuk mencapai perkembangan psikososial yang sehat. Contohnya, tahap pertama adalah yang terjadi selama bayi merasa percaya atau tidak percaya pada perawatan orang tua mereka. Tahap selanjutnya, seperti mengeksplorasi konflik-konflik penting dalam perkembangan kepribadian dan identitas individu. Lebih lanjut, Erickson berpendapat bahwa penyelesaian yang sukses dari konflik-konflik ini membantu individu membangun dasar perkembangan psikososial yang kokoh.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:34 AM

Tugas A.

Setelah menyimak video dan bacaan pada bagian ini:

  1. Bagaimana Bapak/Ibu memahami cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh-kembang anak berserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia? Mengapa demikian?
  2. Menurut Bapak/Ibu nilai-nilai apa yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak? Mengapa demikian?

Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!
 

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on Tugas A.
1. Cara kerja otak : sistem berpikir cepat dan lambat, 5 kebutuhan dasar manusia : Kebutuhan bertahan hidup, Kasih sayang dan diterima, Kekuasaan dan penguasaan, Kebebasan, dan kesenangan. Tahap tumbuh kembang anak: Wiraga (0-8 tahun), Wiraga-wirama (9-16 tahun), dan Wirama (17-24 tahun). Ketiga aspek tersebut berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia, karena antara kebutuhan dasar, dan tahap tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh kerja otak. Dengan memahami cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh-kembang anak berserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia maka guru diharapkan mampu menyajikan pembelajaran yang memberikan penguatan bagi tumbuh kembang anak. 2. Nilai-nilai yang perlu dikuatkan sebagai giru sebagai guru penggerak yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada murid karena nilai-nilai tersebut diharapkan melekat pada guru penggerak untuk diaplikasikan dalam kelas, sekolah dan sekitarnya.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 7:57 PM
KUNTORO noted on Tugas A.
1. Cara kerja otak, kebutuhan dasar manusia dan tahap perkembangan anak mempengaruhi kebiasaan dan nilai-nilai hidup. Hal ini kerena Interaksi dengan lingkungan sejak dini membentuk karakter dan etika individu. 2. Guru penggerak harus menguasai nilai-nilai seperti dukungan siswa, refleksi, inovasi, kemandirian dan kolaborasi. Hal ini karena nilai-nilai ini penting untuk memandu pembelajaran dan mendorong perubahan positif di sekolah.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:56 AM
WAKHDIYONO noted on Tugas A.
Cara otak belajar melibatkan beberapa langkah, mulai dari memperhatikan informasi baru, menyimpan informasi dalam memori jangka pendek, mentransfer informasi ke memori jangka panjang, dan kemudian mengambil informasi ketika diperlukan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:11 PM
SISNANDRIYATI noted on Tugas A.
1. Cara kerja otak manusia ada 2 macam yaitu sistem berfikir cepat dan sistem berfikir lambat. 5 kebutuhan dasar manusia : bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penugasan, kebebasab dan kesenangan. Apabila seseorang menunjukkan perilaku tidak sesuai norma atau aturan yang berlaku bisa saja itu terjadi karena tidak mendapatkan kebutuhan dasar mereka. Pengaruh kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia dipengaruhi oleh salah satunya cara kerja otak, kebutuhan dasar manusia dan tahap tumbuh kembang anak. dominasi dari slah satu dari dua sistem berfikir dalam otak seseorang juga dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan dan nilai hidup. 2. Nilai yang dapat dikuatkan sebagai guru penggerak yaitu ;berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif, karena dengan memperkuat nilai-nilai tersebut akan mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan mengembangkan pembelajaran yang jauh lebih baik dengan berpihak pada murid
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 9:35 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on Tugas A.
1. Cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap dan tumbuh kembang anak pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Karena cara kerja otak adalah dasar dari semua proses kehidupan manusia termasuk perkembangan kepribadian. Kebutuhan-kebutuhan dasar ini harus terpenuhi agar manusia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Tahap tumbuh kembang anak adalah proses yang kompleks yang berlangsung selama beberapa tahun. Pada setiap tahap anak mengalami perubahan fisik, kognitif, emosional, sosial. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 2. Nilai-nilai yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak adalah mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak pada murid, karena nilai-nilai tersebut diharapkan dapat di aplikasikan di dalam kelas dan bedampak baik bagi seluruh ekosistem sekolah.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 9:57 PM
BASTI LESTARI noted on Tugas A.
Cara kerja otak yaitu berfikir cepat dan berfikir lambat,5 kebutuhan dasar manusia yaitu Kebutuhan Bertahan Hidup,Kasih sayang dan Rasa Diterima (Kebutuhan untuk Diterima)Kekuasaan dan Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan), Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan),dan Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang) dari ke 5 kebutuhan dasar manusia,tahap tumbuh kembang anak besrta penguruhnya kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia Karena cara kerja otak adalah dasar dari semua proses kehidupan manusia termasuk perkembangan kepribadian. Kebutuhan-kebutuhan dasar ini harus terpenuhi agar manusia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 2.Nilai-nilai yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak yaitu berpihak pada murid,reflektif,mandiri,kolaboratif, serta inovatif. Karena nilai-nilai tersebut yang ditanamkan pada diri seorang guru penggerak baik dalam pembelajaran maupun di sekolah.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:06 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on Tugas A.
Nilai-nilai ayang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak adalah: Berpihak pada Murid:Dengan memahami ini, Guru Penggerak dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan para siswa secara lebih optimal. Mandiri:Guru Penggerak yang memperkuat kemandirian membantu siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan menghadapi tantangan. Kolaboratif: Dengan bekerja sama, Guru Penggerak dan semua pihak terlibat saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Reflektif: Dengan refleksi, Guru Penggerak dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:36 AM
ROZA JUNIANTO noted on Tugas A.
1.Cara Kerja Otak: Memahami otak membantu dalam merancang metode pengajaran yang efektif, mengakomodasi berbagai jenis pembelajaran, dan memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan otak dalam meningkatkan proses belajar. 2.lima Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan dasar manusia, seperti bertahan hidup, di terima, kebebasan, kesenangan, dan kekuasaan, harus di penuhi dalam pendidikan untuk mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional siswa. 3.Tahap Tumbuh-Kembang Anak: Memahami tahap tumbuh-kembang anak membantu guru merancang kurikulum dan metode pengajaran. 4.Pengaruhnya pada Pembentukan Kebiasaan dan Nilai-nilai: Tahap tumbuh-kembang anak mempengaruhi pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai. 5.Nilai-nilai yang Perlu di kuatkan sebagai Guru Penggerak: Sebagai guru penggerak, penting untuk menguatkan nilai-nilai seperti empati, integritas, kerja sama, dan rasa hormat terhadap individu.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:41 AM
DWI ERMA KUSTIANI noted on Tugas A.
Cara kerja otak yaitu diibaratkan sebagai eskalator : berpikir cepat dan berpikir lambat, Triune : Ibu jari sebagai otak limbik (otak mamalia), pergelangan tangan sebagai batang otak (otak reptil), 4 jari sebagaiotak berpikir (otak primata). 5 kebutuhan dasar manusia adalah bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuatan, kesenangan, kebebasan. Tahap perkembangan psikososial : Harapan, Tekad, Tujuan, Kompeten, Loyalitas, Cinta. Nilai-nilai yang perlu dikuatkan sebagai giru sebagai guru penggerak yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada murid karena nilai-nilai tersebut diharapkan melekat pada guru penggerak untuk diaplikasikan dalam kelas, sekolah dan sekitarnya.
 Reply  Like (0)Wednesday, 17 April 2024, 4:52 AM


B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK

Sebelum Bapak/Ibu mempelajari materi pada sesi ini, silakan renungkan apa makna dari pernyataan: manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih dan mereka termotivasi dari dalam?

Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!
 

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Manusia merdeka merupakan manusia yang tidak memiliki ketergantungan terhadap orang lain secara lahir batin. Kemerdekaan itu melibatkan dua aspek penting yaitu kemampuan untuk membuat pilihan secara bebas dan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Mereka yang memiliki kebebasan untuk membuat keputusan dan memilih tindakan mereka sendiri. Ini mencakup kebebasan untuk memilih jalan hidup, nilai-nilai, dan tujuan pribadi tanpa tekanan atau pembatasan yang berlebihan dari pihak lain atau pemerintah. Kemerdekaan juga dapat diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola kehidupan mereka sendiri. Manusia merdeka dapat mengambil tanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka tanpa bergantung terlalu banyak pada bantuan atau arahan dari pihak lain. Bagian penting lainnya dari kemerdekaan adalah memiliki motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 8:09 PM
KUNTORO noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Manusia Merdeka Bergerak berarti kebebasan dan kemandirian individu dalam menentukan pilihan dan tindakan. Hal ini didasarkan pada dua pilar utama: diberi wewenang untuk memilih dan termotivasi dari dalam.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:58 AM
WAKHDIYONO noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Hal ini tentu penting untuk diketahui, sebagai tolok ukur keberhasilan pendidikan nasional. Manusia merdeka adalah orang yang mampu berkembang secara utuh, selaras dengan aspek kemanusiaan, mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan orang lain.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:14 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Manusia merdeka yaitu manusia yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri, tanpa paksaan dari orang lainatau faktor-faktor eksternal lainnya. Manusia merdeka tidak hanya memiliki kebebasan untuk memilih tetapi juga memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:02 PM
BASTI LESTARI noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
manusia merdeka yaitu mereka tidak terperintah, mereka dapat menegakkan dirinya, tertib mengatur perikehidupannya, sekaligus tertib mengatur perhubungan mereka dengan kemerdekaan orang lain.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:11 AM
SISNANDRIYATI noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Manusia merdeka yaitu seseorang yang secara lahir maupun batin tidak memiliki ketergantungan pada orang lain, dan mampu untuk berlaku bertindak dalam perbuatan hidupnya, contoh dalam mengambil suatu keputusan secara bijaksana dengan cepat dan bertanggung jawab
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:23 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Manusia Merdeka adalah manusia yang tidak dipaksa atau dijajah untuk melakukan sesuatu hal positif dengan memperhatikan perkembangan karakter. Merdeka memilih adalah keputusan yang termotivasi dari dalam diri. Melakukan sesuatu dengan terlebih dahulu memotivasi diri agar lebih bersemangat dan melalukan hal dengan senang hati dan bahagia sehingga bisa memberikan contoh kepada orang lain.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:41 AM
ROZA JUNIANTO noted on B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
Manusia Merdeka adalah Manusia yang Berdaya dalam Memilih: Ini mengacu pada konsep bahwa kemerdekaan sejati seseorang terletak pada kemampuannya untuk membuat pilihan dan keputusan sendiri. Lebih lanjut, seorang individu yang merdeka memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya, nilai, tujuan, dan tindakan tanpa tekanan eksternal.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:43 AM

 B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)

Ki Hadjar Dewantara pernah mengingatkan pada kita tentang konsep manusia merdeka, yaitu: mereka tidak terperintah, mereka dapat menegakkan dirinya, tertib mengatur perikehidupannya, sekaligus tertib mengatur perhubungan mereka dengan kemerdekaan orang lain. Dengan begitu, pendidikan seyogyanya adalah upaya sadar untuk menumbuhkan manusia-manusia yang merdeka. Dalam pernyataannya yang lain, Ki Hadjar Dewantara (Dasar-dasar Pendidikan, 1936), menyampaikan bahwa: “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.”

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Ki Hadjar Dewantara pernah mengingatkan pada kita tentang konsep manusia merdeka, yaitu: mereka tidak terperintah, mereka dapat menegakkan dirinya, tertib mengatur perikehidupannya, sekaligus tertib mengatur perhubungan mereka dengan kemerdekaan orang lain. Dengan begitu, pendidikan seyogyanya adalah upaya sadar untuk menumbuhkan manusia-manusia yang merdeka. Dalam pernyataannya yang lain, Ki Hadjar Dewantara (Dasar-dasar Pendidikan, 1936), menyampaikan bahwa: “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.”
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 8:16 PM
KUNTORO noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Ki Hadjar Dewantara menegaskan, pendidikan harus menghasilkan manusia yang mandiri dan bertanggung jawab dalam memilih jalan kodratnya. Sebagai anggota masyarakat, kita berkontribusi pada banyak lingkungan berbeda.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:00 AM
WAKHDIYONO noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Manusia merdeka adalah orang yang mampu berkembang secara utuh, selaras dengan aspek kemanusiaan, mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan orang lain
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:17 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Pendidikan harus mampu menuntun anak untuk memilih jalan kodrat yang menguatkan mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat. Kita sebagai manusia juga perlu memperhatikan hubungan kita dengan Tuhan, diri kita sendiri, sesama dan semesta. Sebagai makhluk dengan otak paling canggih kita harus menyadari peran penting kita dalam harmonisasi antara individu manusia dengan yang lain. Semakin harmonis hubungan kita makin besar kesempatan kita mencapai keselamatan dan keabahagiaan.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:22 PM
BASTI LESTARI noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Ki Hadjar Dewantara pernah mengingatkan pada kita tentang konsep manusia merdeka, yaitu: mereka tidak terperintah, mereka dapat menegakkan dirinya, tertib mengatur perikehidupannya, sekaligus tertib mengatur perhubungan mereka dengan kemerdekaan orang lain. Dengan begitu, pendidikan seyogyanya adalah upaya sadar untuk menumbuhkan manusia-manusia yang merdeka.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 8:39 AM
SISNANDRIYATI noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
maknai pernyataan Ki Hadjar Dewantara, maka pendidikan harus mampu menuntun anak untuk memilih jalan kodrat yang menguatkan mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat. kita juga melihat, bahwa "sebagai manusia" kita perlu memperhatikan hubungan kita dengan Tuhan, diri kita sendiri, sesama dan semesta. sebagai manusia ber-Tuhan, sebagai makhluk dengan otak paling canggih, kita harus menyadari peran penting kita dalam keharmonisan antara individu manusia dengan manusia lain, makhluk lain, dan ibu bumi. semakin harmonis hubungan kita, maka makin besar kesempatan kita mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Kita dapat melihat bahwa "sebagai anggota masyarakat" kita adalah bagian dari berbagai lingkungan sekaligus.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:10 AM
ROZA JUNIANTO noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Ki Hadjar Dewantara menyoroti pentingnya konsep manusia merdeka dalam pendidikan. Lebih lanjut, manusia yang merdeka adalah individu yang tidak terperintah, mampu mengatur dirinya sendiri, menjalani kehidupannya dengan tertib, dan berhubungan dengan orang lain dengan penuh kemerdekaan. Pendidikan menurutnya, harus menjadi usaha sadar untuk membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka. Sehingga mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ini mencerminkan visi Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan manusia yang mandiri, berdaya, dan berkontribusi positif.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:45 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on B.1. Manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan)
Manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih: pendidikan adalah proses menuntun kekuatan kordat sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. sehingga sebagai manusia merdeka kita diberikan pilihan dalam berperilaku. Sehingga kita perluberlatih untuk fokus pada apa yang terjadi saat ini, menghindari 7 kebiasaan buruk, menjalankan 7 kebiasaan mempedulikan orang lain, menghindari membuat dalih dan alasan karean menghalangi kita membangunrelasi dan bersabar.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:50 AM

Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)

Bacaan 2. Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)

Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “diri kita yang
merdeka”.
  1. Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri.
  2. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi.
  3. Semua masalah psikologis yang bertahan lama adalah masalah relasi (hubungan).
  4. Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini.
  5. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus mengejar pemenuhannya di masa depan.
  6. Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (disebut juga sebagai: Dunia Berkualitas). Setiap manusia memiliki gambaran realitas yang berbeda dalam memandang dunia mereka, biasanya gambaran itu lahir dari pengalaman hidup mereka dan biasanya terkait: (1) orang-orang yang paling kita inginkan ada bersama kita, (2) hal-hal yang paling ingin kita miliki atau alami, dan (3) gagasan atau sistem keyakinan yang kemudian mengatur sebagian besar respon perilaku kita.
  7. Yang kita lakukan hanyalah berperilaku.
  8. Setiap perilaku terdiri dari empat komponen: (1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis.
  9. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara tidak langsung lewat cara kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi.
  10. Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan.
Keterangan: aksioma1 = menurut KBBI, adalah “pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian”

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
atu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi. Semua masalah psikologis yang bertahan lama adalah masalah relasi (hubungan). Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus mengejar pemenuhannya di masa depan. Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (disebut juga sebagai: Dunia Berkualitas).Yang kita lakukan hanyalah berperilaku. Setiap perilaku terdiri dari empat komponen: (1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara tidak langsung.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 8:26 PM
KUNTORO noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
sangat menginspiratif
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:02 AM
WAKHDIYONO noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
. Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:19 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
Menurut teori Glasser yang bisa mengendalikan perilaku kita hanya diri kita sendiri.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:27 PM
BASTI LESTARI noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri. dan Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:45 AM
SISNANDRIYATI noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
Aksioma 1 terkait "pilihan " (Glasser, 1998) saling berkesinambungan antara pernyataan 1 sampai dengan 10 secara runtun bagaimana kita untuk menjadi manusia yang merdeka
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:23 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
Aksioma yang paling saya adalah "Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri." baik buruknya kita adalah kita sendiri yang mengelolanya
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:56 AM
ROZA JUNIANTO noted on Aksioma1 terkait “pilihan” (Glasser, 1998)
satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri dan untuk menjadi manusia yang merdeka.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:09 PM

B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)

UU RI No. 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1, No.1, menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Pernyataan tersebut merupakan penguatan bahwa pendidik harus menuntun segala kekuatan kodrat anak dari dalam. Ryan dan Deci (2000) melalui teori determinasi diri (self-determination theory), mengisyaratkan bahwa pendidik perlu fokus dalam menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik mereka. Dalam penerapannya, suasana belajar dan proses pembelajaran yang disediakan harus dapat membuat anak senantiasa: merasa kompeten (mampu, dapat, cakap), merasa saling-terhubung (kebutuhan sosial yang diusahakan oleh individu untuk membangun hubungan dengan sesamanya), dan merasa otonom (mandiri, merdeka). 

Jadi, jika kita mengharapkan anak memiliki determinasi atau ketetapan hati, dalam menentukan jalan kodrat mereka, maka anak harus mampu menghayati perasaan akan kompetensi, otonomi, dan relasi mereka dan mengambil makna positifnya. Kata "merasa" menjadi kata yang penting untuk diperhatikan karena menunjukkan bahwa suasana dan proses pembelajaran harus mampu menguatkan anak di tingkat “perasaan” sehingga bersifat pribadi dan mendalam bagi masing-masing anak. Dengan demikian, para pendidik harus mulai dan terus menguatkan dirinya untuk menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik.

 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Terkait dengan motiivasi intrinsik dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu hanya "tuntunan" di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya, bahwa hidup umbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Kekuatan kodrat yang ada pada anak- anak itu tiada lain ialah segala kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu karena kekuasaan kodrat. (Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des1936., Jan, Febr. 1937). Kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itulah yang menjadi motivasi intrinsik anak-anak tersebut untuk tumbuh dan berkembang, sehingga tercapai tujuan yakni agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 8:34 PM
KUNTORO noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Teori determinasi diri menekankan pentingnya motivasi intrinsik. 
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:03 AM
WAKHDIYONO noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Jika kita mengharapkan anak memiliki determinasi atau ketetapan hati, dalam menentukan jalan kodrat mereka, maka anak harus mampu menghayati perasaan akan kompetensi, otonomi, dan relasi mereka dan mengambil makna positifnya. Kata "merasa" menjadi kata yang penting untuk diperhatikan karena menunjukkan bahwa suasana dan proses pembelajaran harus mampu menguatkan anak di tingkat “perasaan” sehingga bersifat pribadi dan mendalam bagi masing-masing anak.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:21 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Manusia yang merdeka memiliki motivasi untuk mencapai tujuannya yang berasal dari dalam dirinya. Mereka termotivasi untuk mencapai tujuannya karena mereka percaya pada tujuan tersebut dan ingin mencapainya karena kepuasan diri sendiri. Motivasi instrinsik membuat manusia menjadi gigih dan pantang menyerah dalam mencapai tujuannya.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:34 PM
BASTI LESTARI noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Bahwa pendidik harus menuntun segala kekuatan kodrat anak dari dalam. Menurut Ryan dan Deci (2000) melalui teori determinasi diri (self-determination theory), mengisyaratkan bahwa pendidik perlu fokus dalam menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik mereka.Jika kita mengharapkan anak memiliki determinasi atau ketetapan hati, dalam menentukan jalan kodrat mereka, maka anak harus mampu menghayati perasaan akan kompetensi, otonomi, dan relasi mereka dan mengambil makna positifnya.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:49 AM
SISNANDRIYATI noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Motivasi yang mendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dalam diri individu itu, maka kita sebagai seorang pendidik perlu fokus dalam menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang disediakan harus dapat membuat anak merasa ; kompeten (mampu, dapat, cakap), merasa saling terhubung (kebutuhan sosial yang diusahakan oleh individu untuk membangun hubungan dengan sesamanya) dan merasa otonom (mandiri, merdeka). Maka para pendidik harus terus menguatkan dirinya untuk menumbuh kembangkan motivasi intrinsik
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:41 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Motivasi intrinsik diperoleh dari diri sendiri,. Guru hanya menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang membuat anak semakin kuat dan tumbuh motivasi dalam dirinya.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:01 PM
ROZA JUNIANTO noted on B.2. Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
B.2.Manusia Merdeka: Termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik) Terkait dengan motiivasi intrinsik dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu hanya "tuntunan" di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya, bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik.
 Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:46 PM

B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila

Dunia pendidikan Indonesia kini telah memiliki acuan Profil Pelajar Pancasila (Bacaan 3) sebagai gambaran, proyeksi, dan harapan yang bangsa kita upayakan agar mewujud pada murid Indonesia di masa depannya kelak. Jadi masuk akal rasanya jika Profil Pelajar Pancasila tersebut pun dihidupi oleh para pendidik sebagai model mental mereka.  Profil Pelajar Pancasila mengandung enam dimensi yang kesemuanya berakar pada falsafah Pancasila: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif. Bersamaan dengan itu, diharapkan Bapak/Ibu juga mulai mengenali dan memaknai nilai-nilai Guru Penggerak. Nilai-nilai ini diharapkan dapat menguat pada diri Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak untuk menjalankan peran terutama dalam persoalan strategis, melampaui persoalan teknis atau operasional. DOWLOAD


 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024: Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 8:36 PM
KUNTORO noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Melalui keenam dimensi tersebut, siswa dituntun menjadi individu yang beriman, mandiri, berkolaborasi, memiliki keberagaman global, berpikir kritis, dan kreatif. Setiap dimensi mempunyai elemen dan sub elemen yang menggambarkan karakteristik yang diharapkan.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:04 AM
WAKHDIYONO noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila mengandung enam dimensi yang kesemuanya berakar pada falsafah Pancasila: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif. Bersamaan dengan itu, diharapkan Bapak/Ibu juga mulai mengenali dan memaknai nilai-nilai Guru Penggerak.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:23 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh ke enam dimensi pembentukannya yang harus diliat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Ke enam dimensi itu adalah: 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia 2. Mandiri 3. Bergotong-royong 4. Berkebhinekaan global 5. Bernalar kritis 6. Kreatif.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:44 PM
BASTI LESTARI noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya yang harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan, maka profil tersebut menjadi tidak bermakna. Keenam dimensi itu adalah: Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong-royong,Berkebinekaan global,(5) Bernalar kritis,Kreatif.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 10:54 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Nilai-nilai ini diharapkan dapat menguatkan Calon Guru Penggerak untuk menjalankan peran terutama dalam persoalan strategis adalah dengan memahami nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu : (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:04 PM
SISNANDRIYATI noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila mengandung enam dimensi yang kesemuanya berakar pada falsafah Pancasila: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; (2) Mandiri; (3) Bergotong-royong; (4) Berkebinekaan global; (5) Bernalar kritis; (6) Kreatif. peran aktif guru dalam mewujudkan profil pelajar pancasila guru seiring dengan kemajuan perkembangan zaman, perkembangan teknologi dan konumikasi tentu harus dapat menyesuaikan diri dan belajar terus agar dapat meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kecanggihan dari alat teknologi untuk pendidikan. Pendidikan di sekolah dilaksanakan pada kegiatan intra-kurikuler , ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. Hal ini sejalan dengan profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai pancasila dimana pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:38 PM
ROZA JUNIANTO noted on B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
B.3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila adalah pedoman integral bagi pendidikan Indonesia, menegaskan tujuan pendidikan mencapai keselamatan dan kebahagiaan tertinggi.  Melalui keenam dimensi, pelajar diarahkan menjadi individu yang beriman, mandiri, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Setiap dimensi memiliki elemen dan subelemen yang menggambarkan karakter yang diharapkan.  Pendidik memiliki peran penting dalam menanamkan dan menjalankan profil ini secara konsisten, menjadi teladan bagi murid. Program Guru Penggerak mendukung pendidik dalam membentuk Profil Pelajar Pancasila agar terwujud dalam praktik pembelajaran.
 Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:50 PM

B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak

Rokeach (dalam Abdul H., 2015), menyatakan bahwa nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan tolok ukur pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik. Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu mereka mengambil posisi ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari. DOWNLOAD


 YOUR NOTES AND QUESTIONS

ARTIN noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
Nilai-nilai guru penggerak: (1) berpihak pada murid, (2)reflektif model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif. (3) mandiri ( menggambarkan semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat) (4) kolaboratif ( Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding) (5). inovatif adalah seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna.
 Reply  Like (0)Monday, 1 April 2024, 8:43 PM
KUNTORO noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
Mudah-mudahn dengan mengikuti kegiatan PGP ini, bisa menjadi Guru Penggerak yang benar-benar memiliki nilai-nilai yang penting dalam membawa perubahan.
 Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:14 AM
WAKHDIYONO noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu mereka mengambil posisi ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:24 PM
DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
Guru penggerak perlu memahami (pendidikan anak). Hal itu selaras dengan guru harus memperhatikan nilai-nilai guru penggerak: 1. Berpihak pada murid, 2. Reflektif, 3. Mandiri, 4. Kolaboratif, 5. Inovatif. Dengan demikian guru penggerak harus secara sengaja, merencanakan dan melakukan perbaikan diri sehingga makin menguasai dan makin ahli dalam apapun untuk membawakan perubahan yang berpihak kepada murid.
 Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 10:58 PM
BASTI LESTARI noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
Rokeach (dalam Abdul H., 2015), menyatakan bahwa nilai merupakan keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan tolok ukur pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat spesifik.bagi seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Guru Penggerak diharapkan untuk memimpin dan mengelola perubahan. nilai-nilai guru penggerak yaitu berpihak pada murid,reflektif, mandiri, kolaboratif, serta inovatif.
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 11:21 AM
ROFIKA DWI SUSANTI noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
Sebagai Guru Penggerak diharapkan mulai berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan holistik yang berfokus pada bagaimana bagian-bagian penyusun sebuah ekosistem pendidikan saling terkait dan bagaimana bagian-bagian tersebut dari waktu ke waktu bekerja secara simultan dalam konteks lain atau sistem lain yang lebih besar. Nilai-nilai yang diharapkan tumbuh pada diri Guru Penggerak adalah berpihak pada Murid (guru penggerak mengutamakan kepentingan murid), Mandiri (Guru penggerak harus memiliki semangat untuk terus belajar sepanjang hayat), Reflektif (model mentah rreflektif, memiliki daya saing yang tinggi yang diharapkan tumbuh pada Guru Penggerak), Kolaboratif ( Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya saing)
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:13 PM
SISNANDRIYATI noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
1. Berpihak pada murid, yaitu kita menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal 2. Mandiri, dengan memperkuat kemandirian maka kita membantu mereka untuk lebih percaya diri dalam mengambil sebuah keputusan 3. Reflektif, memungkinkan kita untuk terus belajar dalam memperbaiki praktik mengajar 4. kolaboratif, kolaborasi dengan rekan kerja, siswa dan orang tua merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif 5. inovatif, dengan menjadi inovatif kita dapat menciptakan pendekatan pembelajaran yang baru dan efektif untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Harapannya setelah selesai mengikuti PGP ini akan dapat membawa perubahan dalam kegiatan belajar mengajar dengan melakukan perencanaan dan perbaikan diri
 Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:57 PM
ROZA JUNIANTO noted on B.4. Nilai-nilai Guru Penggerak
B.4 Nilai - nilai Guru Penggerak Guru Penggerak memiliki nilai-nilai yang penting dalam membawa perubahan. Mereka harus memahami dan menginternalisasi nilai-nilai seperti berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif.  Dengan berpihak pada murid, mereka memprioritaskan kepentingan murid dalam setiap keputusan. Sementara itu, mandiri dan reflektif membantu mereka terus belajar dan memperbaiki diri.  Kolaboratif memungkinkan mereka membangun kerjasama yang positif dengan semua pemangku kepentingan. Dan nilai inovatif memunculkan gagasan segar untuk mencapai visi bersama. Dengan nilai-nilai ini, Guru Penggerak menjadi motor perubahan yang efektif dalam pendidikan.
 Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:52 PM

Tugas B.

  1. Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik?
  2. Tindakan spesifik apa yang dapat dilakukan untuk menguatkan diri Bapak/Ibu sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila?
    Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on Tugas B.
    1. Nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik di antaranya berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif, serta inovatif. 2. Tindakan spesifik yang dapat saya dilakukan untuk menguatkan diri sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila yaitu melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid sesuai dengan potensi yang dimiliki sehingga murid bebas berekspresi, mengemukakan pendapat, dan berkreasi sesuai metode dan media pembelajaran yang tepat, dan terus belajar untuk bisa meningkatkan kualitas diri yang mendukung peran sebagai pendidik.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:26 AM
    KUNTORO noted on Tugas B.
    1. Guru Penggerak yang memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik memperkuat nilai-nilai seperti dukungan siswa, refleksi, inovasi, kemandirian, dan kolaborasi. 2. Mempraktikkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menciptakan peluang untuk pembelajaran berdasarkan pengalaman, dan menjadi teladan yang baik.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:18 AM
    WAKHDIYONO noted on Tugas B.
    Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu mereka mengambil posisi ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:25 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on Tugas B.
    1. Nilai guru penggerak yang dikuatkan setelah memahami teori pilihan dan motivasi instrinsik yaitu berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif dan inovatif. 2. Tindakan spesifik yang dapat saya lakukan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dengan berbagai model dan metode yang bervariasi serta menarik. Guna menggali potensi yang ada pada anak, serta mendorong tumbuhnya nilai-nilai profil pelajar pancasila.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:05 PM
    ROFIKA DWI SUSANTI noted on Tugas B.
    1. Nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik adalah Kemandirian. Dengan memahami teori pilihan, seorang Guru Penggerak dapat mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran. Mereka diajak untuk membuat keputusan sendiri dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka. Serta nilai Reflektif, pemahaman terhadap teori pilihan dan motivasi intrinsik membantu seorang guru untuk menjadi lebih reflektif dalam praktik pengajarannya. Guru secara kritis mengevaluasi cara-cara untuk merangsang motivasi intrinsik pada murid, mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan. Tindakan spesifik yang dilakukan untuk menguatkan diri sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih kodratnya dan menumbuhkan motivasi intriksik murid 1. Memahami nilai Pancasila dengan mendalam 2. Membangun hubungan personal dengan murid 3. Memberikan ruang untuk menemuan diri 4. Mendorong diskusi dan refleksi 5. Menyediakan teladan yang Positif
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:25 PM
    SISNANDRIYATI noted on Tugas B.
    1. Pemahaman terhadap teori pilihan dan motivasi intrinsik akan membantu guru untuk menjadi lebih reflektis dalam praktik mengajarnya. guru yang reflektif akan terus menerus mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh saat kbm 2. menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung guru dapat membantu memperkuat motivasi intrinsik murid untuk mengejawantahkan profil pelajar pancasila
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 2:43 PM
    BASTI LESTARI noted on Tugas B.
    1.Nilai-nilai Guru penggerak yang dikuatkan setelah memahami teori pilihan dan teori motivasi intrinsik yaitu berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif, serta inovatif 2.Tindakan spesifik yang dapat dilakukan untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila yaitu memahami kodrat murid,menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,memberikan motivasi dan dukungan,berkolaborasi atau kerja sama dengan orang tua.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 3:35 PM
    DWI ERMA KUSTIANI noted on Tugas B.
    1. Nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan adalah berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif. 2. Tindakan spesifik yang dapat saya lakukan adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan karakter baik pada murid, melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melakukan berbagai model dan metode pembelajaran, menanamkan rasa cinta terhadap budaya bangsa dengan cara mengenalkan dan melestarikan budaya, mengajak anak untuk selalu peduli terhadap diri, sesama dan alam, mendorong dan memotivasi anak untuk selalu senang dalam mengemukakan pendapatnya secara sopan, serta membantu anak menemukan ide-ide baru.
     Reply  Like (0)Sunday, 28 April 2024, 2:51 AM
    ROZA JUNIANTO noted on Tugas B.
    . Guru Penggerak yang memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik semakin menguatkan nilai-nilai seperti berpihak pada murid, reflektif, inovatif, mandiri, dan kolaboratif.  Mereka menerapkan pembelajaran berpusat pada murid, memberikan umpan balik konstruktif, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memberi kesempatan belajar dari pengalaman, dan menjadi contoh yang baik.  2 dan 3 Dengan demikian, mereka dapat memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya dan menumbuhkan motivasi intrinsik mereka untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila.  4. Penting bagi Guru Penggerak untuk terus belajar dan berkembang agar bisa memberikan dukungan yang terbaik bagi murid.
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:53 PM

    C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA

    Menurut Bapak/Ibu, bagaimana struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang?

    Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!
     

     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekitar manusia, menopang kehidupannya, sekaligus mempengaruhi kehidupan manusia. Struktur sistemik lingkungan memainkan peran penting dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang. Nilai-nilai individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh faktor eksternal yang ada dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan pendidikan mereka. Dengan kata lain, lingkungan tempat seseorang tumbuh berkembang memiliki dampak signifikan dalam membentuk pandangan, keyakinan, dan nilai-nilai pribadi individu.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:30 AM
    KUNTORO noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Lingkungan tempat seseorang dibesarkan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya. Termasuk keluarga, sekolah, masyarakat, media, dan teknologi, struktur lingkungan membentuk nilai melalui sosialisasi, peniruan, dan penguatan.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:21 AM
    WAKHDIYONO noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:27 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang yaitu pendidikan dalam lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan sekolah/formal, dan pendidikan di lingkungan masyarakat. Pendidikan keluarga dari sanalah dasarnya mulai dari lahir hingga dewasa. Lingkungan sekolah membentuk karakter lebih luas menjadi lebih mandiri. Lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan karakter lingkungan untuk bersosialisasi. Ketiga peran tersebut memiliki peran penting masing-masing untuk pembentukan karakter yang lebih baik dan selaras.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:21 PM
    ROFIKA DWI SUSANTI noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Lingkungan berperan penting dalam membentuk nilai-nilai dan karakter seseorang. Struktur sistemik lingkungan terdiri dari berbagai komponen yang saling mempengaruhi. Yaitu: 1.Keluarga (Nilai-nilai, keyakinan, dan pola perilaku yang diajarkan oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya menjadi dasar bagi nilai-nilai yang diterima individu) 2.Sekolah (Sekolah adalah lingkungan sosial utama di mana individu menghabiskan banyak waktu. Bukan hanya pengetahuan akademis, tetapi juga belajar tentang kerja sama, toleransi, dan nilai-nilai lainnya melalui interaksi dengan teman sebaya, guru, dan kegiatan ekstrakurikuler) 3.Teman Sebaya (Interaksi dengan teman sebaya juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai. Persahabatan dan tekanan dari teman sebaya dapat memengaruhi perilaku dan nilai-nilai individu)
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:32 PM
    SISNANDRIYATI noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Struktur sistemik lingkungan terdiri dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi pembentukan nilai-nilai dalam manusia diantaranya yaitu; 1. keluarga, merupakan lingkungan pertama individu dibentuk dimana nilai, keyakinan dan prilaku yang diajarkan oleh orang tua dan anggota keluarga lainya menjadi dasar bagi nilai-nilai yang diterima individu 2. Sekolah, merupakan lingkungan sosial utama dimana mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis tapi juga belajar tentang kerjasama, toleransi, dan nilai yang lain melalui interaksi dengan teman sebaya , guru dan kegiatan ekstrakurikuler 3. Teman sebaya , juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai. Persahabatan, pemodelan sosial dapat mempengaruhi perilaku dan nilai-nilai individu
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 2:58 PM
    BASTI LESTARI noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang yaitu keluarga merupakan lingkungan pertama dimana individu dibentuk.Sekolah adalah lingkungan sosial utama dimana individu menghabiskan banyak waktu dan teman sebaya juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai.Dengan memahami struktur sistemik lingkungan kita dapat lebih baik dalam membentuk nilai-yang positif dalam diri kita dan orang lain.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 5:09 PM
    DWI ERMA KUSTIANI noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Struktur sistemik lingkungan yang mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah/pendidikan manusia mempengaruhi pembentukan nilai- nilai dalam diri seseorang. Hal ini dikarenakan pembentukan nilai-nilai dalam diri pada hakekatnya merupakan hasil pemahaman dari hubungan yang dialami setiap manusia, yaitu hubungan dengan diri sendiri, dengan lingkungan, dan dengan Allah. Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan suatu pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan manusia. Cara manusia memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya.
     Reply  Like (0)Sunday, 28 April 2024, 3:05 AM
    ROZA JUNIANTO noted on C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA: MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA
    Lingkungan tempat seseorang tumbuh memengaruhi nilai-nilai yang dipegangnya. Terdiri dari keluarga, sekolah, masyarakat, media, dan teknologi, struktur lingkungan membentuk nilai-nilai melalui sosialisasi, peniruan, dan penguatan.  Misalnya, anak dari keluarga religius cenderung memiliki nilai-nilai keagamaan yang kuat. Siswa dari sekolah yang mengedepankan kepemimpinan mungkin memiliki nilai kepemimpinan yang kuat.  Struktur ini memengaruhi individu secara signifikan, oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memahami pengaruh lingkungan dan memilih nilai-nilai yang ingin dipegang
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:54 PM

    C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh

    Sebagai guru penggerak, Bapak/Ibu tentu memahami bahwa perubahan yang sifatnya transformatif demi menjangkau kepentingan lebih banyak murid tidak akan mampu dilakukan sendirian, perlu menggerakkan lebih banyak guru, lebih banyak pihak. Agar mampu menggerakkan orang lain agar berdampak pada murid, Bapak/Ibu perlu memahami konsep lingkaran pengaruh. Secara sederhana, lingkaran pengaruh adalah gambaran sejauh mana pengaruh Bapak/Ibu efektif dalam membawakan perubahan, atau dalam menggerakkan orang lain.

    Dalam lingkaran pengaruh, Bapak/Ibu dapat diumpamakan sebagai supir, dimana Bapak/Ibu yang memegang kendali arah kendaraan, serta mengatur kecepatannya. Jadi dalam lingkaran pengaruh, Bapak/Ibu punya “kuasa” dan kepercayaan diri untuk menjalankan inisiatif perubahan pada dimensi: diri, orang lain, institusi, dan lingkungan-masyarakat. Dalam masing-masing dimensi, Bapak/Ibu perlu menguatkan relasi (saling percaya, saling menghormati, saling bebas berekspresi), agar terbukalah komunikasi (dialog, terhubung hati dengan hati), lalu memungkinkan kolaborasi, hingga menghadirkan kontribusi (Lingkaran Ungu pada Gambar 11). Perubahan yang Bapak/Ibu bawakan pasti terjadi di dalam lingkaran pengaruh. Dari waktu ke waktu, seiring dengan makin kuat dan mampu-nya Bapak/Ibu maka lingkaran pengaruh Bapak/Ibu pun makin meluas. 

    Lingkaran kuning pada Gambar 11, berusaha menggambarkan pada Bapak/Ibu dua lingkaran lain, yaitu lingkaran kepedulian dan lingkaran perhatian. Lingkaran kepedulian itu bagaikan kita di kursi penumpang, tidak punya kuasa langsung atau kuasa cukup untuk menjalankan dan mempengaruhi perubahan. Dalam perumpamaan supir, penumpang dan kendaraan tadi, lingkaran perhatian itu berada di luar kendaraan. Bapak/Ibu masih punya perhatian, tapi sebatas itu saja, perhatian. Contoh misalnya kita gemar memperhatikan berita politik, sepakbola, dan lainnya, namun tidak punya kuasa apa-apa untuk mempengaruhinya langsung. Untuk itu, Bapak/Ibu tidak perlu menghabiskan terlalu banyak energi dan pikiran untuk stress ketika tidak mampu melakukan perubahan di lingkaran kepedulian atau lingkaran perhatian. Nikmati proses menguatkan dan memperluas pengaruh Bapak/Ibu sedikit demi sedikit, orang demi orang. Mulailah dengan menguatkan lingkaran pengaruh dari dimensi diri sendiri.

    Gambar 12. Dimensi pada lingkaran pengaruh
    Dengan demikian, Bapak/Ibu dapat menempatkan diri untuk berpikir sebagai pemimpin di tataran individu, maupun mengadopsi pemikiran strategis di tataran ekosistem pendidikan, sesuai lingkaran pengaruh Bapak/Ibu, dalam hal ini yang sudah pasti adalah murid di kelas dan rekan lain di sekolah, sehingga mampu memfasilitasi gotong-royong dalam mencari jawaban sebagai penyelaras konteks (context setter), bukan sekedar sebagai penyedia jawaban.

     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh dapat diartikan bagaimana seseorang menanamkan pengaruh kepada sekitar, untuk turut membantu menjadi agen perubahan ke arah yang yang inginkan. Dalam hal ini seorang guru dalam mempengaruhi orang di sekitar untuk turut mendukung transformasi pembelajaran.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:49 AM
    KUNTORO noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Sebagai guru penggerak, penting untuk memahami konsep lingkaran pengaruh untuk membawa perubahan. Dalam gambaran ini, guru diibaratkan seorang pengemudi yang mengendalikan arah kendaraan agar berubah.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:23 AM
    WAKHDIYONO noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Agar mampu menggerakkan orang lain agar berdampak pada murid, Bapak/Ibu perlu memahami konsep lingkaran pengaruh. Secara sederhana, lingkaran pengaruh adalah gambaran sejauh mana pengaruh Bapak/Ibu efektif dalam membawakan perubahan, atau dalam menggerakkan orang lain.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:28 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Seorang guru penggerak harus memahami perubahan yang sifatnya transformatif untuk menjangkau lebih banyak eksositem sekolah yang terlibat. Agar mampu menggerakan orang lain agar berdampak pada murid perlu memahami konsep lingkaran pengaruh. Secara sederhana lingkaran pengaruh adalah gambaran sejauh mana pengaruh guru penggerak efektif dalam membawakan perubahan, atau dalam menggerakan orang lain.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:40 PM
    ROFIKA DWI SUSANTI noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Belajar untuk menempatkan diri sebagai pemimpin yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan ekosistem pendidikan dengan cara berfikir secara strategis, demi membawa perubahan lebih baik
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:37 PM
    SISNANDRIYATI noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Seorang guru penggerak tidak dapat mencapai perubahan secara individu melainkan membutuhkan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran , langkah yang dapat diambil untuk menguatkan lingkaran diantaranya dengan membangun jaringan dan kemitraan dengan berbagai pihak terkait seperti sesama guru, kepala sekolah, wali murid, komunitas lokal. sehingga guru penggerak dapat mengumpulkan dukungan , sumber daya, dan pemikiran yang beragam untuk mendukung perubahan yang diinginkan
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 3:11 PM
    BASTI LESTARI noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    lingkaran pengaruh adalah gambaran sejauh mana pengaruh efektif dalam membawakan perubahan, atau dalam menggerakkan orang lain.Dalam lingkaran pengaruh,Pendidik dapat diumpamakan sebagai supir, dimana yang memegang kendali arah kendaraan, serta mengatur kecepatannya.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 3:56 PM
    ROZA JUNIANTO noted on C.1. Berpikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh
    Sebagai guru penggerak, penting untuk memahami konsep lingkaran pengaruh dalam membawa perubahan. Dalam gambaran ini, guru diibaratkan sebagai supir yang mengendalikan arah kendaraan perubahan.  Melalui relasi yang kuat dan komunikasi terbuka, guru memperluas pengaruhnya dari diri sendiri hingga ke institusi dan masyarakat.  Namun, di luar lingkaran pengaruh, ada lingkaran kepedulian dan perhatian yang tidak dapat langsung dipengaruhi.  Guru perlu fokus memperluas lingkaran pengaruhnya dengan memulai dari diri sendiri, menjadi pemimpin individu, dan mengadopsi pemikiran strategis dalam menciptakan gotong-royong untuk mencapai tujuan pendidikan.
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:55 P

    C.2. Diagram identitas gunung es

    Suka atau tidak, di luar kelebihan dan kelemahannya, baik atau tidak karakternya, guru sudah terlanjur dipandang sebagai orang yang dapat diteladani di tengah masyarakat kita. Guru sesungguhnya memiliki kesempatan untuk menjadi teladan bagi muridnya. Kini, pilihannya adalah memanfaatkan kesempatan itu dengan kesadaran penuh atau membiarkannya lewat begitu saja dan tidak melakukan apa-apa. Menjadi teladan harus diupayakan secara sadar.

    Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Guru ini membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.

    Pada bagian ini, Bapak/Ibu akan menonton sebuah video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es” yang berusaha menggambarkan bagaimana karakter seseorang ditumbuhkan. Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebajikan di dalam diri murid-muridnya. Guru berkesempatan untuk mengembangkan lingkungan yang dapat mempengaruhi identitas murid agar berproses menumbuhkan nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu, guru harus terus mengembangkan diri menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan ekosistem lingkungan sadar-bawah sadar, fisik-psikis, maupun ekstrinsik-intrinsik untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan dengan konsisten melalui gotong-royong bersama segenap anggota komunitas di sekolahnya.

     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    Diagram Identitas Gunung Es menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Bagian gunung es yang terlihat di permukaan air paling banyak hanya 12% dan merupakan bagian karakter yang terlihat dan didasari oleh diri sendiri, sisanya 88% di bawah sadar berada di dalam diri masing-masing orang perlu usaha untuk melihatnya apalagi mengubahnya. Di dalamnya ada nilai-nilai, kepercayaan, pola piker,dan soft skil yang mendasari perilaku yang merupakan identitas haqiqi dari diri seorang manusisa. Karakter yang terlihat pada seseorang sesungguhnya di dasari oleh perilaku-perilaku yang berulang telah dilakukan yang akhirnya menjadi kebiasaan. Fenomena gunung es juga menggambarkan dimana karakter itu tumbuh.Sebagai guru harus bisa memaksimalkan pengaruh lingkungan fisik maupun psikis dalam menumbuhkan karakter melalui Pengkondisian dan pembiasaan lewat jalan keteladanan yang konsisten dan jalan system/aturan. Dan berkomitmen secara konsisten untuk menumbuhkan karakter baik murid.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:48 AM
    KUNTORO noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    Guru harus menjadi teladan moral dan menggunakan berbagai aspek lingkungan untuk mengembangkan nilai-nilai kebajikan didalam diri murid..
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:26 AM
    WAKHDIYONO noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    Guru ini membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri, kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:30 PM
    ROFIKA DWI SUSANTI noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    siap
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:40 PM
    BASTI LESTARI noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    “Diagram Identitas Gunung Es”menggambarkan bagaimana karakter seseorang ditumbuhkan. Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebajikan di dalam diri murid-muridnya
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 3:59 PM
    SISNANDRIYATI noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    Diagram gunung es menunjukkan metode atau cara bagaimana karakter seseorang bisa ditumbuhkan bahwa apa yang terlihat dipermukaan tidak menunjukkan sebesar apa yang tersembunyi di bawah laut. menggambarkan bagaimana karakter seseorang ditumbuhkan yaitu Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebajikan di dalam diri murid-muridnya. Guru berkesempatan untuk mengembangkan lingkungan yang dapat mempengaruhi identitas murid agar berproses menumbuhkan nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu, guru harus terus mengembangkan diri menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan ekosistem lingkungan sadar-bawah sadar, fisik-psikis, maupun ekstrinsik-intrinsik untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan dengan konsisten melalui gotong-royong bersama segenap anggota komunitas di sekolahnya.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:49 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    Diagram identitas gunung es menggambarkan bagaimana karakter seseorang ditumbuhkan. Guru adalah tukang kebun yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebajikan di dalam diri murid. Guru berkesempatan mengembangkan lingkungan yang dapat mempepengaruhi identitas murid agar berproses menumbuhkan nilai kebajikan. Oleh karena itu guru, harus terus mengembangkan diri menjadi teladan dan memanfaatkan ekosistem lingkungan sadar, bahwa sadar fisik - psikis, maupun ekstrinsik - intrinsik untuk menumbuhkan nilai-nilai kebajikan dengan konsisten melalui gotong royong bersama seluruh anggota sekolah.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 7:38 PM
    ROZA JUNIANTO noted on C.2. Diagram identitas gunung es
    Guru memiliki potensi besar sebagai teladan bagi murid. Lumpkin (2008) menekankan peran guru dalam membentuk karakter melalui pertimbangan moral.  Dalam video "Diagram Identitas Gunung Es", guru diibaratkan sebagai tukang kebun yang merawat nilai-nilai kebajikan dalam diri murid. Mereka dapat mempengaruhi lingkungan untuk menumbuhkan karakter yang baik.  Guru perlu menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan berbagai aspek lingkungan untuk mengembangkan nilai-nilai tersebut. Dengan konsistensi dan kolaborasi komunitas sekolah, guru dapat secara efektif membantu murid menginternalisasi nilai-nilai kebajikan.

    Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”



     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Ada dua jalan utama untuk pengondisian dan pembiasaan perilaku yang positif yakni lewat jalan keteladanan dan sistem atau aturan. Komitmen melalui dua jalan keteladanan dan sistem atau aturan inilah yang perlu dilakukan secara konsisten oleh guru dan sekolah. Dengan begitu, pertumbuhan karakter para peserta didik bisa kepada arah yang lebih baik dengan mengambil contoh perilaku guru yang baik dan lingkungan sekolah yang teratur.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:47 AM
    KUNTORO noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Dalam video “Diagram Identifikasi Gunung Es”, guru diibaratkan sebagai tukang kebun yang memupuk kebajikan bagi siswanya. Mereka dapat mempengaruhi lingkungan untuk mengembangkan karakter yang baik.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:27 AM
    WAKHDIYONO noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Ibarat gunung es, sebagian besar praktik guru terletak di bawah permukaan, sehingga sulit diamati secara langsung . Meskipun cara guru memfasilitasi kegiatan, menjelaskan konsep, dan mengelola kelas sangatlah penting, sebagian besar keberhasilan mereka berasal dari apa yang telah mereka lakukan sebelum pembelajaran.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:37 PM
    ROFIKA DWI SUSANTI noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Diagram Identitasi Gunung Es "Proses menumbuhkan karakter" Gunung es mengajarkan bahwa kita tidak boleh hanya mempertimbangkan sesuai dari apa yang terlihat dari yang terlihat saja. Bagian 12% adalah perilaku (softskill) yang terlihat orang lain. Bagian 88% adalah pola pikir,kepercayaan, nilai-nilai yang mendasari manusia bagaimana mereka berperilaku. Karakter seseorang didasari oleh perilaku-perilaku yang berulang dilakukan sehingga menjadi kebiasaan. Lingkungan juga menjadi bagian penting dari pertumbuhan karakter. Pengkondisian dan pembiasaan adalah dua hal yang penting dalam proses penumbuhan perilaku dan kebiasaan yang positif
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 12:47 PM
    SISNANDRIYATI noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Permukaan gunung es yang terlihat oleh mata menggambarkan fisik seseorang. Sementara bagian gunung es yang terkihat berada di bawah permukaan laut menggamarkan lingkungan yang tak terlihat dan dua lingkungan itu sangat berpengaruh untuk menumbuhkan karakter seseorang. Dalam hal ini guru tidak hanya melihat siswa dari satu perspektif saja tetapi harus melihat juga dari sudut pandang lain dengan tujuan pembelajaran karakter yang dilakukan tepat dan terarah. Guru juga dapat merancang strategi, media dan metode pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, memperkuat nilai empati, kerjasama serta tanggung jawab
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 3:33 PM
    BASTI LESTARI noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Diagram gunung es menjelaskan konsep penumbuhan karakter,karakter yang dapat kita lihat dari seseorang sesungguhnya didasari oleh perilaku-perilaku yang telah berulang ia lakukan.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:49 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Diagram identitas gunung es menggambarkan bagaimana karakter seseorang ditumbuhkan. Guru berperan untuk mengembangkan lingkungan yang dapat mempengaruhi identitas murid agar berproses menumbuhkan nilai-nilai kebajikan.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 7:57 PM
    ROZA JUNIANTO noted on Video pendek berjudul “Diagram Identitas Gunung Es”
    Dalam video "Diagram Identitas Gunung Es", guru diibaratkan sebagai tukang kebun yang merawat nilai-nilai kebajikan dalam diri murid. Mereka dapat mempengaruhi lingkungan untuk menumbuhkan karakter yang baik.  Guru perlu menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan berbagai aspek lingkungan untuk mengembangkan nilai-nilai tersebut. Dengan konsistensi dan kolaborasi komunitas sekolah, guru dapat secara efektif membantu murid menginternalisasi nilai-nilai kebajikan
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 5:58 PM

    C.3. Peran Guru Penggerak

    Di masa mendatang, Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Kepemimpinan seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Bapak/Ibu diajak untuk membaca dan memahami 4 kategori kompetensi sebagai kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu: mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. DOWNLOAD


     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Kepemimpinan seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Terdapat 5 peran Guru Penggerak yaitu : Menjadi Pemimpin Pembelajaran, Menjadi Coach Bagi Guru Lain, Mendorong kolaborasi, Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency), Menggerakkan Komunitas Praktisi.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:46 AM
    KUNTORO noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    Guru Penggerak berkemampuan mempunyai lima peran utama yaitu sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, penggerak kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas. Guru Penggerak juga harus bisa mempraktikkannya perannya di lingkungan sekolah dan masyarakat.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:31 AM
    WAKHDIYONO noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing. Kepemimpinan seorang Guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:38 PM
    SISNANDRIYATI noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    Peran guru penggerak dapat memainkan peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikan masing-masing, yaitu 5 peran guru penggerak; 1. menjadi pemimpin pembelajaran, 2. menjadi coach bagu guru lin, 3. mendorong kolaborasi, 4. Mewujudkan kepemimpinan Murid (student agency), 5. Menggerakkan komunitas praktisi di sekolahdan diwilayahnya
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:01 PM
    BASTI LESTARI noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikannya masing-masing,guru penggerak diajak untuk membaca dan memahami 4 kategori kompetensi sebagai kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu: mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:03 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    Seorang guru penggerak harus memiliki 4 kompetensi yaitu: mengembangkan diri orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Dan terdapat 5 peran guru penggerak antara lain yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid (student agency), dan menggerakan komunitas praktisi.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 8:06 PM
    ROZA JUNIANTO noted on C.3. Peran Guru Penggerak
    Guru Penggerak memiliki lima peran utama: sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, penggerak kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas praktisi. Mereka menginternalisasi nilai-nilai dan mempraktikkannya dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.  Guru Penggerak mendorong semangat, memberdayakan, mempengaruhi, dan memelihara kebaikan.  Dengan filosofi "Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani", mereka memimpin dengan mengedepankan inkuiri-apresiatif, membimbing dalam coaching, menggalang kolaborasi, memajukan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi menuju pembelajaran berkualitas dan inovatif.  Melalui Program Guru Penggerak, mereka dilatih untuk menjadi agen perubahan dalam pendidikan
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 6:00 PMSilahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom NOTES yang ada dibagian YOUR NOTES AND QUESTIONS!

     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on Tugas C.
    1. Kaitannnya yaitu, apa yang kita lihat pada diri murid hanyalah sebagian kecil saja atau sekitar 12% dari kepribadian murid yang sesungguhnya, oleh karena itu tugas seorang pendidik untuk menggali sisanya yang sekitar 88% agar lebih banyak lagi muncul ke permukaan, dengan cara memberikan pembiasaan secara konsisten yang selanjutnya menjadi kebiasaan pada akhirnya menjelma menjadi sebuah karakter. Penumbuhan Profil Pelajar Pancasila melalui pengkondisian pembiasaan yaitu, keteladanan yang konsisten dan sistem aturan yang konsisten. 2. Konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran sebagai Guru Penggerak adalah bagaimana bisa menemukan dan mengembangkan motivasi intrinsik yang ada dalam diri anak didik, memberikan keteladan itu mulai dari diri sendiri , membuat aturan yang harus dipatuhi sesuai dengan kesepakatan saat aturan dibuat.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:38 AM
    KUNTORO noted on Tugas C.
    1. Diagram identitas gunung es menggambarkan bahwa kepribadian manusia lebih dari sekedar tingkah laku yang berwujud, mencerminkan aspek yang berwujud dan tidak berwujud dalam profil pelajar Pancasila. 2. Transformasi pendidikan bertujuan untuk membentuk siswa sesuai Profil Pelajar Pancasila. Guru Penggerak memainkan peran kunci dalam proses ini dengan memahami kepribadian siswa, merancang pembelajaran inklusif, memimpin dengan memberi contoh, mendorong refleksi, dan membangun komunitas belajar.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:34 AM
    WAKHDIYONO noted on Tugas C.
    Diagram ini menggambarkan bahwa setiap manusia memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam dirinya. Unsur intrinsik adalah kodrat jiwa dan pemikiran yang tersembunyi di dalam diri kita. Unsur ekstrinsik adalah karakter yang tampak di luar, yang terbentuk melalui penumbuhan dan perawatan karakter dan pikiran.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:43 PM
    ROFIKA DWI SUSANTI noted on Tugas C.
    Diagram Identitas Gunung Es menggambarkan bahwa setiap manusia memiliki unsur intrinsik (kodrat jiwa dan pemikiran) dan ekstrinsik (karakter yang tampak dari luar) dalam dirinya. Dengan penumbuhan Profil Pelajar Pancasilayang dimulai sejak dalam kandungan dan melalui interaksi dengan lingkungan, pendidikan dan pengalama pribadi, diharapkan dapat menumbuhkan Transformasi Pendidikan yang tumbuh dalam diri setiap murid dan dapat menciptakan pendidikan yang berpihak pada murid. Konsekuensi logis dalam peran saya sebagai guru penggerak adalah bahwa sebagai guru, kita memiliki peran merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam diri murid-murid kita, memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungan yang mendukung transformasi pendidikan. Konsekuensi logis lainnya adalah bahwa guru penggerak harus mengajarkan dan membiasakan hal-hal positif kepada siswa. Dengan memperkuat nilai-nilai baik, kita berkontribusi pada transformasi pendidikan yang lebih baik.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 1:10 PM
    BASTI LESTARI noted on Tugas C.
    Diagram Identitas Gunung Es” menggambarkan bagaimana karakter seseorang ditumbuhkan. Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebajikan di dalam diri murid-muridnya. Guru berkesempatan untuk mengembangkan lingkungan yang dapat mempengaruhi identitas murid agar berproses menumbuhkan nilai-nilai kebajikan.2 Peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajaran,menjadi coach bagi guru lain,mendorong kolaborasi,mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:22 PM
    SISNANDRIYATI noted on Tugas C.
    1, diagram identitas gunung es menggambarkan setiap manusia memiliki unsur intrinsik (kodrat jiwa dan pemikiran yang tersembunyi di dalam diri kita) dan ekstrinsik (karakter yang tampak dari luar). penumbuhan profil pelajar Pancasila dimulai sejak dalam kandungan seorang ibu dimana nilai-nilai Pancasila ditanamkan melalui interaksi dengan lingkungan, pendidikan, dan pengalaman pribadi 2. sebagai guru penggerak dalam transformasi pendidikan yaitu dapat memperkuat nilai-nilai pancasila dalam pendidikan dan terjadi ketika nilai-nilai pancasila ditanamkan dan kemudian tumbuh dalam diri murid
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:32 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on Tugas C.
    1. Sesuatu yang tampak dipermukaan sesungguhnya tidak menggambarkan semua potensi yang ada di bawahnya. Demikian halnya murid sesuatu yang terlihat pada karakter murid dalam kehidupan sehari-hari belum menunjukan semua potensi besar yang ada pada dirinya. Untuk menggali potensi-potensi tersebut berupaya menumbuhkan profil pelajar pancasila maka diperlukan pembiasaan dan aturan sekolah yang nantinya akan menggiring pada proses transformasi pendidikan di sekolah. 2. Melakukan upaya untuk menumbuhkan karakter yang tidak terlihat yang bersifat psikis pada murid.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 8:19 PM
    DWI ERMA KUSTIANI noted on Tugas C.
    1. Gunung es dengan bagian di atas permukaan laut mewakili aspek karakter yang terlihat oleh orang lain, seperti perilaku dan sikap, sementara bagian di bawah permukaan laut mencerminkan aspek karakter yang lebih dalam, termasuk nilai-nilai, keyakinan, dan motivasi yang mendasar. Guru berperan penting salam pembentukan perilaku sehingga murid memiliki karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila dengan cara memberikan keteladanan yang konsisten serta sistem atau aturan yang konsisten. 2. Konsekuensi logis dari diagram gunung es pada peran saya sebagai guru penggerak dalam transformasi pendidikan adalah dengan menjadi teladan yang baik dalam setiap aspek dan membuat aturan yang konsisten.
     Reply  Like (0)Sunday, 28 April 2024, 3:39 AM
    ROZA JUNIANTO noted on Tugas C.
    1. Bagaimana Diagram Identitas Gunung Es terhubung dengan Profil Pelajar Pancasila dan Transformasi Pendidikan? Diagram mengilustrasikan bahwa karakter manusia lebih dari perilaku terlihat, mencerminkan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang kasat mata dan tidak kasat mata. Transformasi pendidikan bertujuan membentuk murid sesuai profil ini.  Guru Penggerak memainkan peran kunci dalam proses ini dengan memahami karakter murid, merancang pembelajaran holistik, menjadi contoh, mendorong refleksi, dan membangun komunitas belajar.  Penting bagi Guru Penggerak untuk terus belajar dan berkembang guna memberikan dukungan yang efektif dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. 2. Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru Penggerak dalam transformasi pendidikan? Guru Penggerak harus memahami karakter murid melampaui perilaku, termasuk nilai-nilai dan keyakinan. Mereka harus merancang pembelajaran holistik yang mengembangkan keterampilan dan karakter
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 6:02 PM

    Penutup

    Demikian paparan materi untuk Eksplorasi Konsep Bapak/Ibu Calon Penggerak. Semoga paparan singkat ini bisa memberikan wawasan baru pada Program Guru Penggerak ini. Sampai Jumpa di Forum Diskusi Tertulis.

     YOUR NOTES AND QUESTIONS

    ARTIN noted on Penutup
    Alhamdulillah banyak informasi dan pemahaman baru yang didapatkan pada materi ini. Semoga setelah mempelajari materi untuk Eksplorasi Konsep Calon Penggerak bisa mengetahui hubungan antara emosi, cara kerja otak, kebutuhan dasar manusia, daya untuk memilih, motivasi intrinsik, dan struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang, menjelaskan makna Profil Pelajar Pancasila dalam transformasi pendidikan, menjelaskan makna nilai-nilai yang perlu dikembangkan guru penggerak, menjelaskan makna peran guru penggerak dalam transformasi pendidikan, mengetahui bahwa keteladanan dan sistem pembiasaan yang konsisten di suatu lingkungan mempengaruhi penumbuhan nilai-nilai dalam diri seseorang, mengelaborasi makna pemimpin pembelajaran di sekolahnya masing-masing.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 3:43 AM
    KUNTORO noted on Penutup
    Mantap.... ternyata banyak hal baru yang memang baru saya tau, mudah-mudahan selalu diberikan kemudahan dan kelncaran dalam mengukuiti PGP Angkatan 10 ini.
     Edit  Remove  Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 11:08 AM
    WAKHDIYONO noted on Penutup
    Alkhamdulillah Semoga setelah mempelajari materi untuk Eksplorasi Konsep Calon Penggerak bisa mengetahui hubungan antara emosi.
     Reply  Like (0)Tuesday, 2 April 2024, 5:45 PM
    SISNANDRIYATI noted on Penutup
    Alhamdulillah... luarr biasa.., mantap semoga selalu diberi pencerahan dan kemudahan serta kelancaran dalam mengikuti tahapan-tahapan guru penggerak ini... Amiin...
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 4:55 PM
    BASTI LESTARI noted on Penutup
    Alhamdulillah dapat menyelesaikan Eksplorasi Konsep semoga ilmunya dapat kita terapkan pada diri kita dan di masing-masing instansi.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 5:12 PM
    DIYAH PATRIYANA UTAMI noted on Penutup
    Terima kasih, saya banyak belajar dari materi ini tentang nilai-nilai dan peran yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk dapat mendidik dan menuntun murid mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya.
     Reply  Like (0)Wednesday, 3 April 2024, 8:22 PM
    ROZA JUNIANTO noted on Penutup
    Alhamdulillah dengan mempelajari materi ini jadi menambah wawasan tentang peran guru penggerak dan semoga bisa menerapkannya
     Reply  Like (0)Wednesday, 1 May 2024, 6:04 PM

    0 comments:

    Posting Komentar

    Refleksi Filosofisi

    Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional KHD Modul 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional KHD 1.1.A. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasion...